Di era Demokrasi seperti sekrang ini, isu Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi salah satu topik perbincangan hangat yang selalu mewarnai ruang-ruang publik di berbagai belahan dunia. Banyak muncul aktivis aktivis kenamaan yang tampil menjadi sosok pembela dan penyuara pelanggaran HAM. Termasuk di Indonesia yang merupakan negara penganut sistem Demokrasi.

Sayangnya, harus kita akui belakangan Isu HAM kerap dijadikan Komoditas politik oleh segelintir pihak yang melebeli dirinya sebagai aktivis Pembela HAM. Entah apa motivasi dan motif dibalik aksi “Menjual isu HAM” yang mereka lakukan. Namun yang jelas, belakangan Isu HAM dijadikan “peluru” untuk menghantam Pemerintah dan sejumlah Lembaga negara secara berat sebelah. Sebagai contoh kita bisa lihat pada Isu HAM di Papua. Selama ini banyak muncul aktivis aktivis yang gemar menyerang negara dengan tuduhan pelanggar HAM, menuduh aparat sebagai penjahat yang harus dimusuhi karena dianggap melakukan Pelaggaran HAM di Papua.

Namun disisi lain, para Aktivis itu hilang tanpa suara manakala Kelompok kelompok Separatis Bersenjata (KKSB) melakukan pelanggaran HAM keji di Papua. Para aktivis yang biasanya menggebu-gebu ketika membela HAM itu hilang entah kemana ketika KKB menembak Aparat, menembak mati rakyat sipil tidak berdosa atau merusak fasilitas publik yang dibangun negara. Tentu publik dibuat bertanya-tanya, Apakah segelintir aktivis itu benar benar merupakan Pembela HAM? atau justru merupakan aktivis abal-abal yang menjual isu HAM untuk memperkaya dirinya sendiri? Masyarakat Indonesia yang cerdas tentu dapat menilainya sendiri.

Secara Historis, Kelompok KKB sebenarnya memiliki keterkaitan erat dengan campur tangan Belanda di masa lalu. Para kolonialis Belanda yang terkenal licik itu rupanya belum ikhlas jika harus kehilangan Negeri Jajahannya. Mereka lantas mempersenjatai, mendoktrin dan memprovokasi orang-orang Papua untuk merdeka dan melawan Pemerintah Indonesia supaya Belanda tak perlu mengembalikan Papua pada Otoritas Indonesia. Padahal menurut Hukum Internasional dan PBB saat itu, Papua merupakan wilayah kedaulatan Indonesia yang harus diserahkan Belanda pada Pemerintah Indonesia.

Tujuan Belanda melakukan hal ini hanya satu, yakni Ingin menciptakan “negara boneka”, sebuah negara persemakmuran yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Kerajaan Belanda. Sebab saat itu Belanda tidak ingin Power-nya di Asia Tenggara lenyap. Mengingat Inggris, Perancis, Spanyol hingga Portugis saat itu punya “negara bonekanya” masing-masing. Akhirnya di tahun 1960-an KKB OPM yang sudah di Persenjatai Belanda itu mulai mempropagandakan kemerdekaan Papua dengan picik. Memelintir sejarah bendera Bintang Kejora yang sebenarnya panji klub sepakbola buatan Belanda di Port Numbay. Menutupi sejarah Lagu Kebangsaan Papua yang sebenarnya adalah Lagu Rakyat Daerah (Folk song), Menggiring opini secara provokatif dan seringkali menggunakan Kekerasan untuk memisahkan Papua dari pangkuan ibu pertiwi.

Lalu bagaimana dengan KKB dimasa kini? Tak berubah, KKB dimasa kini bahkan lebih keji. Dalam kurun waktu tiga tahun belakangan saja, tercatat mereka secara terang-terangan melakukan puluhan terror di seantero tanah Papua. Oleh karena itu sebagai pengingat, #AllIndonesianLivesMatter secara khusus telah menghimpun sejumlah daftar aksi terror serta pelanggaran HAM yang dilakukan KKB di Papua sejak tahun 2019 hingga 2021 ini. Berikut daftar aksi kejam KKB selama tiga tahun terakhir :

• 10 Oktober 2019: Helikopter milik PT Intan Angkasa ditembaki anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Telenggen di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua.

• 25 Oktober 2019: Tiga orang Tukang Ojek, Rizal (31), Herianto (31) dan La Soni (25) tewas ditembak KKB Lekagak Talenggen di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sebelum ditembak mati, kepala korban sempat dibacok KKB hingga terluka parah.

• Februari 2020: KKB pimpinan Egianus Kogoya menembak mati seorang anggota Brimob, bernama Bharada Doni Priyanto. Ia gugur usai tembakan KKB mengenai tubuhnya.

• 03 Maret 2020: KKB melakukan aksi teror kepada warga sipil di Distrik Tembagapura, Mimika, Papua. Akibatnya 1.700 orang Papua Asli yang merupakan warga setempat pergi mengungsi ke daerah Timika.

• 22 Mei 2020: KKB menyerang dua orang Tenaga Medis yang sedang menangani penyebaran Virus Covid-19 di Kampung Wandai, Hameo, Intan Jaya. Korban selamat bernama Ale Melik Bogau selaku Kepala Puskesmas Kampung Wandai, Sementara korban meninggal dunia bernama Heniko Somau, pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, Keduanya merupakan orang Papua asli.

• 29 Mei 2020: KKB OPM pimpinan Goliath Tabuni melakukan pembunuhan terhadap warga sipil tidak bersalah bernama Yunus Sani (40 tahun) di daerah Intan Jaya. Setelah ditembak, tubuh Yunus di mutilasi oleh kelompok ini. Sani dihabisi lantaran dituding sebagai mata-mata TNI-Polri, padahal ia merupakan warga asli Kampung Megataga yang berprofesi sebagai Petani.

• 14 September 2o20 Tukang Ojek bernama Laode Anas (34) dan Fathurahman (23) diserang oleh KKB di Intan Jaya. Keduanya kritis dan dirawat intensif usai dibacok dan ditembak senapan. Beruntung nyawa keduanya dapat tertolong.

• 17 September 2020: KKB kembali berulah di Intan Jaya. Tukang Ojek bernama Badawi (49) tewas mengenaskan usai di bacok hingga tangannya putus. Ia meninggal kehabisan darah di Lokasi Kejadian. Selang beberapa jam mereka kembali beraksi dengan menembak mati Aparat TNI, Serka Sahlan yang sedang bertugas membawa bahan logistik.

• 19 September 2020: KKB menyerang Pos Koramil Persiapan Hipadita, Intan Jaya. Seorang Prajurit bernama Pratu Dwi Akbar Utomo tewas usai ditembak secara keji oleh KKB.

• 05 November 2020: KKB melakukan aksi pemerasan dan perampokan uang Dana Desa yang baru saja cair untuk Kab. Intan Jaya. Diketahui uang itu akan dipergunakan untuk membeli senjata dan amunisi oleh KKB.

• 06 Januari 2021: KKB TPNPB menyerang dan membakar Pesawat MAF di Intan Jaya. Akibatnya sang Pilot yang berkewarganegaraan AS mengalami trauma setelah sempat di tawan, beruntung ia diselamatkan pendeta setempat.

• 09 Januari 2021: KKB melakukan aksi perusakan dua menara BTS milik Telkom di Kabupaten Puncak, Papua, yang baru diketahui pada 9 Januari 2021 usai pihak Palapa Ring Timur melakukan pengecekan dengan Helikopter. Akibat perusakan ini masyarakat disana kehilangan jaringan telekomunikasi yang paling mereka andalkan.

• 10 Januari 2021: KKB terlibat kontak senjata dengan anggota Batalyon 400 di Distrik Titigi, Kabupaten Intan Jaya. Satu orang Prajurit TNI bernama Prada Agus Kurnia, gugur akibat terkena timah panas KKB.

• 01 Februari 2021: KKB pimpinan Udinus Kogoya menembak mati seorang Warga Sugapa, Intan Jaya, bernama Boni Bogau karena dituding sebagai mata mata aparat TNI. Padahal ia merupakan Warga Sipil yang merupakan orang Papua asli bermarga Bogau.

• 10 Februari 2021: KKB meneror Kampung Bilogai, Intan Jaya dengan menembak seorang penjual minyak bernama Ramli (32), akibatnya 359 orang warga Kampung Bilogai, distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua mengungsi ke Gereja dan tempat aman lainnya.

• 15 Februari 2021: Terbaru, KKB membunuh seorang Aparat TNI, Prada Ginanjar, Dalam sebuah baku tembak. Prada Ginanjar tewas usai ditembak KKB dibagian Perut.

Masih banyak rentetan aksi kejahatan yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata di Papua. Mereka merupakan penjahat HAM yang sebenarnya! Jangan mau tertipu bujuk dan rayu para pengikut OPM beserta simpatisan nya yang berkedok aktivis. Mereka semua hanyalah penyebar Propaganda yang licik. Mereka berteriak dan ceramah soal HAM, namun ketika KKB beraksi keji, tak satupun “aktivis” itu muncul ke permukaan dengan suara menggelegar seperti ketika mereka menyerang Negara serta aparat penjaga keamanan dengan isu HAM.

Menurut temuan di lapangan, selama ini Modus operasi para Komplotan KKB sangatlah licik. Ketika terjadi kontak tembak dengan Aparat, KKB akan meninggalkan Temannya yang mati tertembak, lalu membawa kabur senjatanya. Saat itu mereka akan melakukan Framing di Media sosial, memviralkan di Internet bahwa Aparat melakukan pelanggaran HAM. Mereka membuat seolah olah Aparat TNI Menembak masyarakat Sipil, padahal yang ditembak adalah Komplotan KKB. Selama ini KKB dan para aktivis pembelanya memang pandai melakukan “Playing Victim”, berpura-pura menjadi pihak yang dizalimi, Padahal sesungguhnya merekalah Biang keladi yang mengganggu ketentraman hidup rakyat Papua.

Sudah saatnya kita membuka mata terhadap permasalahan ini. Mari satukan dukungan untuk Pemerintah dan Aparat TNI-Polri, dukung langkah aparat keamanan dalam menumpas para pembuat onar yang mengganggu ketenteraman hidup masyarakat Papua. Tindak tegas siapapun yang coba mengganggu keutuhan Bangsa dan Negara kita.. Jangan ragu menerapkan Hukuman tegas bagi para Separatis penyeru referendum, Seperti yang terjadi di Catalunya Spanyol, dimana para Separatis dihukum belasan tahun penjara.

Kedaulatan Indonesia sudah final! Membentang dari Sabang sampai Merauke, dan itu tidak akan pernah berubah walau langit runtuh sekalipun. Suka tidak suka, Papua adalah Indonesia. Memajukan dan mensejahterakannya adalah tugas kita Semua, mari bersatu dalam bingkai persaudaraan yang erat. Hanya dengan bersatu, maka kesejahteraan akan terwujud.

Hiduplah Indonesia Raya!

Sa Papua, Sa Indonesia!
AllIndonesianLivesMatter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here