CHICAGO – Menguatnya dan meningkatnya nilai dolar serta Imbal Hasil Obligasi (Yield) Amerika Serikat (AS) berdampak serius terhadap jatuhnya nilai emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange yang mencapai lebih dari satu persen pada akhir perdagangan dini hari tadi. Selasa (24/4/2018)
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni, turun tajam di angka 14,30 dolar AS atau sekitar 1,07 persen, menjadi menetap di 1.324,00 dolar AS per ounce. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik 0,51 persen menjadi 90,88 pada pukul 16.46 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi para investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Ekspektasi suku bunga lebih tinggi cenderung meningkatkan dolar AS, sehingga para investor yang mencari imbal hasil beralih dari aset-aset safe-haven seperti emas, kata para analis.
BACA JUGA: http://sbsinews.id/bpk-ri-dorong-wisata-mentawai-miliki-wtp-serta-tingkatkan-sdm-memadai/
Tekanan tambahan terhadap logam mulia berasal dari imbal hasil surat utang atau obligasi pemerintah AS, yang telah mendekati tiga persen untuk obligasi 10-tahun. Imbal hasil obligasi 10-tahun mencapai 2,97 pada Senin (23/4), level tertinggi sejak akhir 2013.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 57,6 sen AS atau 3,36 persen, menjadi menetap di 16,587 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli kehilangan 9,4 dolar AS atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 922,40 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.(*)
Sumber: Independen9.com