JAKARTA, SBSINews – Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Prof. Muchtar Pakpahan kembali mengingatkan dan mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengubah sistem kesehatan yang selama ini diterapkan.
Alasannya, karena menurut pria yang akrab disapa pak MP itu bahwa permasalahan mendasar yang selama ini diterapkan sudah sangat ketinggalan dengan yang ada di Malaysia.
“Indonesia ketinggalan dengan Malaysia. Pemerintah tuli? Mayoritas pasian rumah sakit penang adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Berarti devisa negara NKRI telah mengalir ke Malaysia. Sementara tahun 1970an, Indonesia yang mendidik Malaysia,” katanya.
Lebih lanjut kepada SBSINews.id ia menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya berfikir apa yang membuat WNI berobat ke Malaysia?
“Jawabnya karena berobat ke Rumah Sakit Penang Malaysia faktanya murah, diagnosa dan therapi tepat, dan ketat tanggungjawab dokter. Sementara Dokter Indonesia sering salah diagnosa dan tidak ada sanksi,” ungkapnya.
Hal demikian diungkapkan bukan tanpa alasan, pasalnya pria yang juga Ketua Umum Serikat Butuh Sejahtera Indonesia (SBSI) itu mengalami langsung betapa mudahnya berobat dan melakukan kontrol Prostat di Rumah Sakit Penang Malaysia tersebut sejak 2007.
“Bersama dengan saya adalah bere saya (keponakan) Demak Sitanggang membawa berobat suaminya Nainggolan. Tahun lalu diperiksa di RS persahabatan hasil diagnosa adalah TBC. Diobati TBC. Akhir 2017 ditemukan daging tumbuh di otak, lalu dioperasi di RS PON. Awal tahun ini kami bawa ke RS Lam Wah Ee di penang, fakta mengejutkan bahwa ia mengidap kanker paru – paru stadium 4, dan yang diotak itu merupakan metastasi kanker paru paru. Sungguh memprihatinkan kondisinya dan apa yang ia peroleh dari negaranya sendiri,” ungkapnya.
Sebagai tambahan, 4 kota di Malaysia yang rata-rata pasiennya adalah WNI yaitu Penang, Malaka, Kuching, dan Kuala Lumpur.
“Saya mendesak agar pemerintah memberi perhatiaan khusus kepada sistem pelayanan kesehatan di negara ini, jangan tuli,” paparnya.(syaiful)