Oleh: Andi Naja FP Paraga
JAKARTA SBSINews – Ramadhan secara letterleg artinya pertemuan panas benda – benda bumi dan panas matahari menimpa sebuah tempat dan apa saja yang ada benda yang berada ditempat itu. Bahkan Orang Arab dulu menyimpulkan ramadhan itu bulan kemarau sehingga panasnya luar biasa.
Ditengah suasana seperti itulah orang-orang terdahulu berpuasa hingga perintah berpuasa bagi umat islam turun pun diiklim yang sama. Tuhan nampaknya tidak membeda-bedakan umat terdahulu dengan umat yang kemudian dalam Syariat Puasa dan disitulah kita bisa memahami keadilan Tuhan. Jadi jika ada ramadhan berlangsung diluar musim kemarau rasanya itulah anugrah besar.
Puasa Ramadhan sebagai Syariat Agama telah ada pada semua agama bahkan penganut Ilmu Kebatinan tak lepas dari puasa. Puasa memang sebuah ibadah yang mengasah batin seseorang untuk lebih kuat terhadap segala jenis ujian hidup tak terkecuali kelaparan, kemiskinan yang diakibatkan oleh apapun. Puasa dirancang untuk menguatkan aqidah atau prinsip yang tidak mungkin bisa dijual dengan kesenangan sesaat. Puasa mengajari siapapun untuk konsisten/Istiqomah hingga pada situasi hidup paling sulit. Artinya Puasa secara Syariat menjauhi makan minum hingga tak setiduran dgn pasangan hidup pada siang hari tapi secara Haqiqat mengasah, menguatkan jiwa hingga membersihkannya untuk bisa digunakan dengan sempurna setelah ramadhan yaitu dari bulan Syawal ke bulan Sya’ban lagi.
OK Bro dan Sista Atas Nama Pribadi dan Keluarga Saya memohon maaf lahir dan batin dipenghujung Sya’ban ini. Semoga ada usia yang masih tersisa menunaikan ibadah-ibadah ramadhan dan semoga diberi Kekhusyuk’an hingga hari Fitri
Hormat Saya
Al Faqir
Andi Naja FP Paraga dan Keluarga