SBSINews – Peta politik seketika berubah saat Capres 02 Prabowo Subianto yang kalah di Pilpres 2019 malah jadi menteri di bawah Presiden Jokowi.

Belum lama setelah pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin, kini kontelasi politik sudah digadang-gadang.

Beberapa politisi bahkan sudah mulai merancang pasangan untuk Pilpres 2024 kelak.

Kini, isu yang beredar politisi telah mewacanakan Prabowo Subianto berpasangan dengan Puan Maharani.

Terkait isu tersebut, Sandiaga Uno menyatakan jika dirinya akan mendukung Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra.

”Pokoknya saya buat bangsa ini, buat Gerindra, ” ujar Sandiaga Uno.

Tak hanya itu saja, nama Ahmad DHani juga muncul dan digadang-gadang akan menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi Anies Baswedan.

Untuk itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta menegaskan jika masih menunggu arahan dari Prabowo Subianto.

Menurutnya, suami Mulan Jameela memungkinkan untuk mendampingi Anies Baswedan lantaran Ahmad Dhani merupakan kader Gerindra.

“Mas Dhani kan kader Gerindra, kalau kader Gerindra sudah dapat rekomendasi Ketua Umun ya kami dukung,” ucapnya saat dihubungi, Selasa (5/11/2019) malam.

“Kami menunggu rekomendasi Ketua Unum saja, diperintah, jalan,” tambahnya menjelaskan.

Terkait jatah kursi Wagub yang merupakan hak milik PKS, Syarif menyebut, masih ada peluang bagi Gerindra mencalonkan kadernya.

Pasalnya, nama dua bakal calon yang diajukan oleh PKS, yaitu Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu masih bisa dapat berubah sewaktu-waktu.

“Ya mungkin saja (kader Gerindra dicalonkan sebagai Wagub), semua kemungkinan pasti ada. Saya dalam posisi menunggu saja,” ujarnya.

Meski demikian, anggota DPRD DKI Jakarta ini menyebut, sampai saat ini belum ada pembicaraan serius di internal Gerindra terkait rumor tersebut.

“Kalau DPP (Dewan Pimpinan Pusat) menunjuk Ahmad Dhani ya kami respon dengan baik dan kita jaga perintah Ketum

Tapi, sampai sekarang belum ada apa-apa,” kata Syarif.

Kata Lieus

Seperti diketahui, nama Ahmad Dhani tiba-tiba mencuat sebagai bakal calon Wagub DKI setelah Lieus Sungkharisma menilai suami Mulan Jameela itu merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Sandiaga Uno.

Hal itu diungkapkan Lieus usai menjenguk Dhani di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019) lalu.

“Kalau buat saya nih jangan kata Wali Kota Surabaya ini Wagub DKI lagi kosong. Kalau pak Prabowo taken jadi itu, kan jatahnya Gerindra,” kata Lieus usai membesuk Dhani di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

Namun dia mengaku tak tahu pasti apa Dhani berniat menduduki kursi Wakil Gubernur DKI atau posisi strategis lainnya karena tak menanyakan secara langsung.

Lieus meminta wartawan menanyakan hal tersebut langsung kepada Dhani usai menjalani masa tahanan untuk kasus yang divonis PN Jakarta Selatan.

“Dia (Dhani) enggak bilang itu tadi kalau ditanya, nanti lah itu kita lihat. Dan paling cantik pas keluar kita tungguin nih di sini mau dengar,” ujarnya.

Kursi wagub kosong

Hingga saat ini kursi wagub DKI masih kosong setelah ditinggal Gerindra.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Syarif memastikan Sandiaga Uno tak akan kembali ke kursi wakil gubernur DKI.

“Enggak ada, sudah saya tanya berulang kali, dia enggak balik (jadi wagub),” kata Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

Sandiaga sendiri juga mengaku berulang kali ditawari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk kembali mengambil posisi wagub DKI Jakarta.

Sandi mengatakan, Prabowo menawarkan posisi tersebut setelah kontestasi Pilpres 2019 selesai.

Namun, Sandiaga menegaskan, tak akan kembali ke kursi wagub karena berkomitmen untuk meninggalkan jabatan tersebut.

“Mulai dari setelah MK, tapi saya selalu bilang ‘enggak Pak, enggak, ini saya sudah putuskan dan sampai kemarin juga, enggak berubah pikiran’, ‘enggak Pak’ saya bilang, terima kasih saya bantu Bapak saja, saya sudah cukup, saya akan berikan yang terbaik, yang saya miliki buat bangsa ini, buat Gerindra,” kata Sandiaga di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sandiaga mengatakan, Prabowo akhirnya bisa menerima keputusannya untuk tak kembali mendampingi Gubernur Anies Baswedan.

Balasan Ahmad Dhani di Penjara saat Tahu Prabowo Jadi Menteri Presiden Jokowi, Dulu Tim Oposisi

Nama Ahmad Dhani kini tak hanya dikenal sebagai sosok Artis dan musisi, melainkan juga sebagai politisi.

Sebelum mendekam di penjara Ahmad Dhani bersama istrinya Mulan Jameela dirinya sempat mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI.

Terkait hukuman yang dijatuhkan kepadanya juga terjadi saat proses kampanye dan membela tim oposisi alias Capres 02, Prabowo.

Namun semuanya terbalik saat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto justeru masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Maju.

Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Bagaimana dengan Ahmad Dhani ?

Kolega Artis dan politis Ahmad Dhani, Lieus Sungkharisma mengatakan, Dhani tidak mempermasalahkan hal tersebut meskipun ia merupakan pendukung Prabowo saat Pilpres 2019.

Disampikan Lieus, Ahmad Dhani akan turut mengawal jalannya pemerintahan saat ini.

“Kalau tadi dia (Ahmad Dhani) katakan ‘ya sudahlah, kita sebagai pendukung Pak Prabowo, kita dari nol lagi. Ini pemerintahan baru, kita kawal,” ucap Lieus usai menjenguk Ahmad Dhani di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

Lieus menambahkan ia punya pendapat yang sama dengan Dhani.

Baginya masyarakat tak patut lagi meneruskan perselisihan akibat perbedaan pilihan politik yang sempat terjadi beberapa waktu lalu saat pilpres 2019.

“Saya mengimbau pada semua teman-teman yang dulu berbeda pilihan politik sama Ahmad Dhani, saya kira sudah selesai,” ucapnya.

“Pilpres sudah slesai. Pak Jokowi dan Prabowo dalam satu perahu memimpin Indonesia,” lanjutnya.

Kenakan kaos tahanan politik

Selama mendekam di Rutan Cipinang, Ahmad Dhani kerap mengenakan kaos. Bukan kaos polos, namun ia sengaja mengenakan kaos bertuliskan sebuah kalimat.

“Dia di dalam pakai baju kaos tapi tulisannya tahanan politik,” kata Lieus Sungkharisma, kolega Dhani saat menjenguk Dhani di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

Menurut Lieus, kini Dhani dalam kondisi bugar.

Kesehatannya juga terjaga lantaran suami Mulan Jameela itu rajin berolah raga.

“Bagus (bentuk tubuhnya), saya liat ada ruangan olah raga ya. Kalau di luar agak gemuk, kalau di sini makan bagus,” katanya.

Dhani kini mendekam di Rutan Cipinang, terkait kasus ujaran kebencian. Ia diperkirakan bebas pada akhir Desember mendatang. Ayah 5 anak itu kini juga tengah menjalani proses hukum terhadap kasus pencemaran nama baik atau vlog ‘idiot’ di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur. Kasus tersebut masih belum inkrah.

Pihak Lain yang Sedih Prabowo Gabung Jokowi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi satu-satunya partai politik yang menyatakan oposisi terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin hingga saat ini.

Mitra PKS dalam menjalankan peran sebagai oposisi, yaitu Partai Gerindra, kini berada di pemerintahan.

Sebab, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan menteri pertahanan.

PKS mengaku percaya diri jika harus beroposisi sendirian.

Meski begitu, PKS tetap berharap PAN dan Partai Demokrat sebagai partai yang sama-sama mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, untuk ikut menjadi oposisi.

“Kalau kami sendiri (oposisi), tetap saja jalankan peran dan fungsi kami. Walaupun secara kalkulasi matematis agak berat,” kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).

Mardani mengatakan, meskipun harus menjadi oposisi sendirian, tetapi saat ini masyarakat mulai menyuarakan kritik tajam terhadap pemerintah. PKS pun kini merasa percaya diri.

Menurut dia, ketika oposisi lemah tetapi masyarakat sipil bangkit maka PKS pun tidak akan merasa sendirian dalam mengkritisi pemerintah.

Pengawasan masyarakat dianggap penting, meski tak ada dalam parlemen.

Apabila sentimen publik tersebut memiliki satu frekuensi dan sinyal yang sama dengan PKS, maka Mardani menilai hal tersebut juga bisa menjadi oposisi kepada pemerintah.

Dengan demikian, Mardani pun berharap Partai Demokrat dan PAN tetap berada di luar pemerintahan.

“Kami gembira kalau (oposisi) tiga (partai), lebih lumayan ketimbang satu. Memang pembicaraan dengan PAN dan Demokrat belum berjalan,” kata dia.

Tak bahagia

Mardani mengungkapkan, meski PKS optimistis dapat menjalankan peran sebagai oposisi, tapi dia juga mengungkapkan ketidakbahagiaan.

PKS mengaku tak bahagia jika harus menjadi oposisi sendirian, tanpa ada teman yang mendampingi.

Sebab, jumlah partai oposisi tetap dinilai penting, selain substansi kritik yang dilancarkan oposisi.

“Karena oposisi perlu dua, perlu konten dan number,” kata Mardani.

Dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih berdoa agar semua parpol pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada pada Pilpres 2019 menjadi oposisi.

Namun, Mardani juga mengaku bahwa PKS tidak berada dalam posisi untuk mengajak partai lainnya untuk turut menjadi oposisi.

“Saya bilang berharap, tapi PKS tidak dalam posisi mengajak mereka. Partai punya kebebasan dalam menentukan sikap,” ucap Mardani.

“Kalau koalisi pasti pada mau, tapi kalau oposisi belum tentu mau. Kami tidak pada posisi itu (mengajak),” kata dia.

Sebab, kata dia, secara etika dan logika demokrasi, seluruh parpol pendukung Prabowo-Sandi adalah oposisi.

Dengan adanya oposisi, kata dia, maka akan ada check and balance serta sistem yang kuat. Sebab, pemerintah akan kuat apabila mempunyai oposisi yang kuat juga.

Sedih Prabowo bergabung

PKS sudah menjalin kemitraan bersama Partai Gerindra selama lima tahun, yaitu sepanjang periode pemerintahan Jokowi bersama Jusuf Kalla.

Partai berlambang bulan sabit kembar yang mengapit padi ini merupakan salah satu partai pendukung Prabowo sejak Pilpres 2014.

Setelah Partai Gerindra bergabung ke pemerintah, PKS pun tetap memilih untuk menjadi oposisi walaupun hanya sendiri.

Dengan fakta tersebut, Mardani Ali Sera mengaku sedih saat mengetahui Prabowo bergabung ke pemerintah.

Anggota DPR di Komisi II ini mengatakan, dirinya merasa sedih karena pada Pemilu 2019 lalu tingkat partisipasi publik tertinggi dalam sejarah sesudah reformasi, yakni mencapai 82 persen.

Dengan bergabungnya Partai Gerindra, Mardani khawatir masyarakat kemudian menjadi apatis dan tidak lagi mau terlibat dalam politik praktis seperti pemilu.

“Saya sedih Pak Prabowo gabung (ke pemerintah) karena ini membuat tingkat frustrasi publik tinggi yang menuju kepada apatisme,” ujar Mardani.

Dia menilai, bergabungnya Prabowo ke pemerintahan membuat keterlibatan publik dalam pesta demokrasi terputus lagi.

“Karena nanti Pemilu 2024 belum tentu begitu. Kalau begini (pihak yang kalah bergabung dengan pemenang pemilu), yah, sama saja,” kata dia.

Kendati demikian, kata Mardani, PKS menghormati keputusan Prabowo tersebut untuk bergabung ke pemerintahan.

Walau tak meminta izin kepada PKS, kata dia, tetapi Prabowo memang sempat bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri.

“Kami hormati, hargai dan doakan (Prabowo), tapi PKS tetap oposisi,” kata dia.

Tak hanya berkoar-koar

Menanggapi kesiapan PKS menjadi oposisi, peneliti Formappi, Lucius Karus mengatakan, dirinya berharap agar PKS tidak hanya berkoar-koar di muka saja jika sudah memantapkan diri menjadi oposisi.

Hal penting yang dilakukan PKS adalah menunjukkan taji saat berada di parlemen.

“PKS jangan jadi oposisi yang pintar membangun opini publik tapi lemah bargaining saat buat kebijakan resmi di parlemen,” kata Lucius.

Sebab, kata dia, jika PKS hanya ramai membentuk opini publik tanpa melakukan langkah yang substansif, maka akan membenarkan anggapan bahwa PKS juga memiliki tujuan tersendiri untuk menghadapi Pemilu 2024.

“Kalau mau didukung rakyat untuk hal-hal terkait rakyat, PKS harus terdepan lawan penguasa,” kata Lucius Karus. (Tribun – Timur.com/SM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here