JAKARTA, SBSINews.id – Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengungkapkan bahwa pendapat terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed masih memicu menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dalam Komite Pasar terbuka Federal (FOMC).
Akibatnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah tipis sebesar lima poin dari Rp13.753 menjadi Rp13.758 per dolar AS pada Rabu (21/3/2018) sore.
“Pelaku pasar memprediksi FOMC akan menghasilkan keputusan menaikan suku bunga sekitar 25 basis poin. Namun di tengah kepercayaan pasar yang positif tersebut nilai tukar rupiah menurun pasca menguatnya dolar AS,” katanya.
BACA JUGA: http://sbsinews.id/begini-kisah-singkat-indahnya-ber-sbsi-menurut-zubir/
Sementara itu, Lukman Otunuga selaku Research Analyst FXTM mengungkapkan bahwa jika Federal Reserve AS (The Fed) mengeluarkan isyarat baru mengenai jadwal kenaikan suku bunga dan bernada hawkish (positif) maka rupiah dan mata uang pasar berkembang akan cenderung melemah.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.759 dari sebelumnya Rp13.761 perdolar AS.(r)