KALTARA, SBSINews.id – Seorang pengurus SBSI Kalimantan Utara pagi ini berbagi cerita tentang pengalamannya bisa bergabung bersama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Ia dengan singkat menuliskan kisahnya terkait indahnya ber-SBSI.
Ia adalah Zubir, bergabung bersama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada tahun 2014. Pada awal tulisannya Zubir menuliskan “Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya sehingga bisa bergabung dengan SBSI,” tulisnya.
“Ada Rasa Senang Apabila Berhasil Membantu Kawan-Kawan Buruh Yang Lain”
Ceritanya Seperti Ini
Saya bekerja di suatu perusahaan asing yang bergerak dibidang kelapa sawit. Di dalam perusahaan ada sebuah masjid. Namun, sejak masuknya pemimpin baru perusahaan dari luar negeri, dia memprotes keras penggunaan pengeras suara (toa) yang ada di Masjid tersebut. katanya si toa itu mengganggunya.
Tapi, saya memprotes sikapnya tersebut sehingga toa di Masjid tidak jadi diturunkan. Namun sebagai efeknya, saya menjadi dibenci sama pemimpin perusahaan tersebut.
“Seminggu setelah kejadian tersebut saya dimutasi ke estate lain. Namun, ternyata kebenciannya terhadap saya tidak berhenti sampai disitu saja, suatu hari saya di skorsing dengan alasan telah melakukan pemukulan terhadap manager saya. Tuduhan tersebut tanpa dilengkapi dengan bukti,” kata Zubir.
BACA JUGA: http://sbsinews.id/ternyata-ini-alasan-buruh-perkebunan-sawit-datangi-kantor-dprd-kaltara/
Mendapat perlakukan semena-mena tersebut Zubir mencoba melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bulungan. Tapi apa yang dapati malah jauh dari harapan. Pengaduan tersebut malah ditanggapi dengan pernyataan “Kalau sudah gak tahan ya berhenti,” katanya.
“Dari situlah saya tidak percaya dengan Disnaker. Saya menjadi galau kemana harus mengadukan nasib dan permasalahan yang dialami tersebut. Hingga suatu hari ada teman yang mengatakan bahwa kenapa tidak melapor ke SBSI saja,” katanya
Setelah itu berdiskusi, akhirnya saya carilah Dewan Pengurus Cabang (DPC) SBSI dan saat itu bertemu dengan Bang Yulius (Korwil SBSI Kaltara) dan Agustinus (Ketua DPC SBSI Kabupaten Bulungan). Saya pun ceritakan masalah saya.
“Saat itu pengurus SBSI itu hanya tertawa dan bilang “Itu gampang, akan kita bantu“. Selang berapa hari saya pun ke Disnaker bersama DPC SBSI, disitu pengaduan kami langsung ditanggapi dan diminta untuk diadakan Bipartit. Dari situlah saya mulai semangat lagi.
Tak lama setelah melakukan sejumlah perjuangan, kira-kira dua bulan kemudian saya dipekerjakan kembali dan sampai hari ini.
“Dari situ saya mulai yakin kalau kita berjuang tanpa didampingi organisasi (SBSI.red) pasti tidak akan dilayani.
Hidup SBSI,” kata Zubir.
Dikonfirmasi SBSINews.id, Rabu (21/3/2018) Zubir mengungkapkan suka-dukanya bersama SBSI.
“Kalau dukanya, kadang lupa makan sama dibenci sama pimpinan perusahaan. Tapi kalau senangnya banyak seperti
bisa kenal dengan teman beda perusahaan, bisa tampil berbica di depan Ketua DPR dan tidak lagi dipandang sebelah mata lagi oleh Disnaker serta yang terbesar adalah ada rasa senang bila berhasil membantu kawan-kawan buruh yang lain,” paparnya.(syaiful)