SBSINews – Situasi keamanan dan ketertiban di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang agak memanas. Saat ini polisi dan TNI masih berpatroli mengamankan situasi mencegah adanya bentrokan susulan antar oknum warga.
Kepala Desa Manusak, Arthur Ximenes, S.H, Kamis (6/6/2019) mengatakan, belum mengetahui secara jelas penyebab utama kejadian bentrokan antar oknum warga di wilayah ini.
Dirinya mengakui kalau di Desa. Manusak pada malam hari sebelum kejadian ada acara nikah.
Menjelang pagi (Kamis, 6/6/2019, Red) baru ada percecokan lalu 1 warga diduga kena tusukan benda tajam lantas meninggal.
“Dari pagi hingga siang ini suasana di Manusak seperti biasa. Hanya di sekitar Manusak memang agak panas kondisinya. Memang dugaan indikasinya ke perguruan tapi belum dapat info pasti karena pihak kepolisian bersama TNI lagi menjalankan pengamanan,” kata Arthur.
Dirinya juga telah meminta Babinsa, RT/RW untuk siaga penuh memantau situasi. Dirinyapun menghimbau warga Manusak untuk tetap waspada. Biarlah persoalan ini diselesaikan secara baik oleh aparat kepolisian.
Untuk diketahui, bentrok antar perguruan bela diri di Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Kamis (6/6/2019) menyebabkan satu orang tewas. Belum diketahui penyebab utama peristiwa bentrokan ini, tapi saat ini anggota Polisi dari jajaran Polres Kupang sudah turun ke lokasi mengamankan situasi.
Kapolsek Kupang Timur, Ipda Fery Nur Alamsyah, mengatakan, pihaknya masih mengamankan situasi karena peristiwa bentrokan antar pemuda yang merupakan anggota perguruan bela diri.
“Saya masih amankan situasi di daerah Manusak. Informasinya bentrok antar perguruan bela diri dan satu tewas,” kata fery singkat.
Diberitakan, Ramos Horta Soares (19), pemuda asal Desa Manusak, Kecamatan Kupang, Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas dianiaya.
Kapolda NTT Irjen Polisi Raja Erizman mengatakan, Ramos tewas dianiaya saat berlangsung acara pesta, Kamis (6/6/2019) dini hari.
“Saat pesta, terjadi keributan. Korban (Ramos) dianiaya menggunakan senjata tajam,” ungkap Erizman, Kamis siang.
Menurut Erizman, usai dianiaya, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Naibonat untuk diberi perawatan medis, namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
“Saat ini anggota kami masih lakukan penyelidikan untuk mengetahui pelaku penganiayaan dan juga motifnya,” ujar Erizman. (Sumber: poskupang.com)