SBSINews – Sebanyak 76 jenderal purnawiran dan mantan diplomat Amerika Serikat (AS) memperingatkan kepada presiden negara ini, Donald Trump, agar tidak mengobarkan perang terhadap Iran.

Seperti dikutip Rai al-Youm dari RT, Kamis (31/5/2019), laman berita Common Dreams menyebutkan bahwa melalui sebuah petisi puluhan orang itu menyebutkan resiko tak terkendalinya segala sesuatu dengan cepat jika terjadi perang antara AS dan Iran.

Mereka meneken sebuah petisi yang ditujukan Gedung Putih dan berisi desakan kepada Trump untuk menghindari perang karena beberapa faktor strategis.

“Perang terhadap Iran, baik dengan keputusan Trump atau akibat salah perhitungan, akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kawasan Timur Tengah yang mengalami instabilitas… Dampak kemanusiaan, finansial, dan geopolitik perang itu akan besar,” bunyi petisi itu.

Petisi yang juga dimuat di laman War on the Rock itu disusul dengan keputusan pengiriman pasukan tambahan AS ke Timur Tengah dengan dalih demi melindungi pasukan AS lain yang ada di sana.

Petisi itu mengingatkan bahwa eskalasi yang terjadi sekarang antara AS dan Iran berpotensi keluar dari kendali lalu menyebabkan perang yang bisa jadi tak dikehendaki oleh Washington sendiri maupun Teheran.

Majalah AS The National Interest dalam sebuah laporannya menyatakan bahwa AS tidak seharusnya terjebak pada kesalahan menyulut “Perang Teluk III”, sembari menyebutkan bahwa meskipun Iran merupakan ancaman, tapi bukan pada tingkat yang mengharuskan pecahnya perang yang biayanya akan sangat mahal.

Menurut majalah ini, perang dengan Iran tidaklah urgen dan malah dapat mencelakakan interes AS.

“Meskipun Iran tergolong musuh Washington, tapi bukanlah ancaman segera bagi AS sebagaimana yang dibayangkan oleh kubu elang dalam pemerintahan AS… Perang dengan Iran tidak akan bermakna, dan malah bertolak belakang dengan interes AS dan apa yang dinginkan oleh orang-orang AS,” tulis The National Interest.

Majalah ini juga menyebutkan bahwa sebesar apapun ancaman Iran sejauh ini masih berada di ranking keempat setelah Korea Utara, Cina, dan Rusia yang semuanya sama-sama memiliki senjata nuklir. (Sumber: LiputanIslam.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here