SBSINews – Sebagai praktik untuk menjadikan 2019 sebagai “Tahun Toleransi” di Uni Emirat Arab (UEA) sekelompok ekspatriat menggelar sebuah langkah simpatik pada Kamis (9/5/2019).

Para ekspatriat yang sebagian besar berasal dari Kerala, India menggelar buka puasa bersama di sebuah gereja Anglikan St Lukas di Ras Al Khaimah, wilayah utara UEA.

Tak hanya digelar di gereja, acara buka puasa bersama ini juga dihadiri para tokoh dari agama Islam, Kristen, dan Hindu.

Para tokoh agama ini datang untuk berbuka puasa bersama untuk menyebarkan pesan perdamaian, cinta, dan harmoni di kalangan para ekspatriat di UEA.

Acara bertajuk “Vishu Easter and Iftar meet” itu dikelola RAK Knowledge Theatre bekerja sama degan berbagai kelompok termasuk Pusat Budaya Muslim Kerala di UEA.

Seorang pendeta Hindu Swami Sandeep Anadagiri bahkan menyempatkan terbang langsung dari Trivandrum, Kerala untuk menghadiri acara ini.

“Kita membutuhkan lebih banyak ajang semacam ini untuk menyebarkan pesan cinta dan perdamaian. Sungguh mengerikan hidup dipenuhi kebencian dn kekerasan,” kata Anandagiri.

“Saya di sini untuk menyampaikan pesan khusus dalam acara ini. Saya belum pernah menyaksikan Muslim berbuka puasa dan menggelar shalat di dalam gereja,” tambah dia.

“Ini adalah momen yang indah yang akan diingat dalam waktu yang lama. Jika kita melihat sesuatu dengan sikap positif, kita bisa membuat perubahan di sekitar kita,” Anandagiri menegaskan.

Dalam acara buka puasa itu, Anandagiri mengatakan, di Kerala keharmonisan antar-agama sudah menjadi hal yang lumrah.

“Banyak orang beda agama yang menikah dan sejauh ini hal tersebut tidak dianggap aneh di Kerala. Kami hidup sebagai satu keluarga yang diikat cinta dan penghormatan,” tambah dia.

Sementara Pendeta Kent Middleton, yang datang dari Afrika Selatan, mengatakan, dia sangat antusias menjadi tuan rumah acara buka puasa ini.

Dia melah mengusulkan kegiatan semacam ini bisa dilaksanakan secara reguler.

“Di saat banyak perpecahan terjadi di seluruh dunia, di UEA kami menunjukkan kita bisa hidup harmonis. Kami mampu menemukan persatuan dalam perbedaan,” ujar Middleton.

Pernyataan yang disampaikan Anandagiri dan Pendeta Middleton diamini Sekretaris Jenderal Pusat Budaya Muslim Kerala, Sidalavi Thayatt.

“Agenda utama acara ini adalah merayakan Ramadhan dan berbuka puasa sebagai satu komunitas besar,” kata dia.

“Tak ada penghalang saat semua orang duduk bersama dan menikmati santapan buka puasa. Setelah berbuka, peserta kemudian melakukan shalat di dalam gereja,” tambah Thayatt.

Acara buka puasa bersama ini dihadiri kurang lebih sebanyak 500 orang.(KOMPAS.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here