SBSINews – Masjid Istiqlal adalah kebanggaan Indonesia sekaligus landmark bersejarah. Untuk pertama kalinya sejak berdiri, masjid ini akan direnovasi besar-besaran.
Masjid Istiqlal dibangun oleh Presiden Sukarno pada 24 Agustus 1961 sebagai rasa syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia. Akibat gejolak politik masa itu, masjid terbesar di Asia Tenggara ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978. Setelah berdiri 41 tahun, baru kali ini masjid kebanggaan bangsa tersebut akan dipoles lebih cantik.
“Masjid Istiqlal akan melakukan renovasi besar-besaran. Wajah Masjid Istiqlal akan menjadi berubah seperti masjid-masjid terindah yang ada di seluruh dunia. Untuk itu kami memohon pengertiannya kepada Bapak dan Ibu jamaah sekalian, karena selama renovasi mungkin akan terganggu ketenteramannya,” ujar Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (5/5) malam lalu di hadapan para jamaah salat tarawih.
Seperti dilihat Rabu (8/5/2019) kondisi marmer masjid secara keseluruhan sudah terlihat kusam, bahkan di beberapa bagian tampak lumut mendominasi. Tempat berwudhu, walau kondisinya masih bagus namun tak pernah alami perubahan berarti sejak lama. Toilet yang terbuat dari baja tahan karat seperti perlu polesan.
“Tempat wudhu dan toiletnya juga perlu ditambah,” ujar Rismonita (19) warga Depok.
Tak hanya memoles, masjid juga akan dibuat lebih cantik oleh pengelola untuk pertama kalinya. Batas suci masjid rencana akan diperluas. Sehingga pengunjung masjid akan melepas sepatu dan sandalnya dengan tempat yang khusus. Juga wajah baru masjid ini akan lebih banyak taman dan pedestrian.
Pengelola masjid berjanji akan menambah tempat wudhu, toilet, keramik lantai hingga pintu diganti yang baru. Tempat menyimpan sepatu juga akan dibuat lebih banyak. Bahkan nanti akan ada foodcourt dan pedestrian yang cantik.
“Jadi nanti bisa saja jamaah yang ingin beribadah melanjutkan dengan wisata, atau sebaliknya yang ingin berwisata lanjut beribadah,” ungkap Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), KH Asep Saepudin.
Marmer-marmer kusam akan dibuat mengkilap kembali, bahkan yang rusak akan diganti yang warna dan material yang sama. Termasuk sejumlah stainless steel yang menjadi dekorasi masjid juga akan dibuat kinclong kembali. Tak hanya itu, karpet masjid juga akan diganti yang baru. Lampu khusus akan dipasang sehingga warna warni semarak menghiasi tampilan barunya.
Pengelola akan mengubah area wudhu dan toilet jadi lebih bersih, tampak mewah, dan tertata. Dari pengamatan di lokasi, tempat wudhu memang terlihat kusam dan kurang cahaya.
“Yang suram akan dibuat lebih rapi,” tegas KH Asep Saepudin.
Bukan hanya itu, nanti masjid akan terlihat lebih gemerlap dengan tata cahaya yang semarak. KH Asep Saepudin menceritakan ide renovasi masjid pertama kali dicetus oleh Presiden Joko Widodo.
“Sekitar dua-tiga tahun lalu jauh sebelum gaduh perpolitikan negeri ini,” ujarnya.
Ide tersebut muncul setelah presiden kerap mengajak tamu negara menengok masjid ini. Sejumlah tamu negara kerap dibawa mengunjungi masjid yang berdiri megah di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Letaknya tak jauh dari Istana Negara sehingga kerap menjadi kebanggaan bagi pemimpin negeri ini setiap menyambut tamu negara. Presiden Amerika Serikat dari Bill Clinton hingga Barack Obama semasa menjabat pernah diajak mengunjungi masjid ini.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud bahkan mengagumi masjid khas bangsa ini saat mengunjungi pada awal Maret 2017. Raja Salman juga bersyukur bisa mengunjungi masjid yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sebuah kiswah Kakbah yang berupa tulisan kaligrafi bertuliskan ayat Al Quran dari benang emas, diberikan kepada Masjid Istiqlal.
Walau terlihat megah, Masjid Istiqlal ini belum pernah mengalami perombakan yang signifikan. Kondisinya masih sama sejak puluhan tahun lalu. Kalau pun ada renovasi sifatnya hanya sebagian, tak menyeluruh. Pengelola pun berharap, pengunjung masjid memaklumi bila ada pekerjaan renovasi. Seraya berjanji kegiatan renovasi ini tidak akan membuat jamaah terusik saat beribadah. (detikNews.com)