Oleh: Muchtar Pakpahan

Dalam kondisi sedang pemulihan kesehatan Saya, kepada Saya beberapa pengusaha dari daerah mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaanya adalah berikut ini.

Selamat siang Bang Muchtar Minta pendapat dari Abang apa betul tanggal 22 Mei bisa terjadi people power ? Karena semua barang – barang pabrik nggak bisa terjual, alasan buyer – buyer lokal bahwa mereka takut ada people power dan terjadi kekacauan”.

Lalu Saya jawab, “Memang banyak manipulasi atau kecurangan penyelenggaraan pemilu. Paslon 02 merasa banyak dicurangi. Mereka tidak bisa terima manipulasi itu. Paslon 02 ancam akan ada people power. secara objektif itu sulit terjadi. Tetapi Tuhan bisa berkehendak lain”.

Kenyataan ada ketegangan di masyarakat termasuk dunia usaha. Paslon 02 mengemukakan banyak kecurangan. Bila kecurangan tidak dibuka, penghitungan suara diteruskan, akan terjadi people power.

Terhadap berbagai aduan manipulasi, KPU hanya menjawab human error, tetapi tidak ada perbaikan. Dan pemerintah melakukan ancaman hukum dan ancaman kekerasan dengan menggunakan TNI dan polri. Tentu maksudnya supaya takut dan niat people power berhenti.

Sebagai catatan, di Indonesia people power sudah dua kali terjadi, 1965 dan 1998.

Bagaimana bisa terjadi ? Ada kelompok masyarakat menyuarakan yang benar, malah dizholimi, ditangkap, dianiaya, dan diancam dibunuh. Padahal suara kebenaran, tidak dapat dibungkam dengan penjara, kekerasan dan aniaya.

Tahun 1998, Wiranto adalah Panglima ABRI, yang juga mengultimatum. Salah satu korban ultimatum itu, Saya masuk penjara. Serta sekarang, Wiranto lagi yang mengultimatum, korban sudah mulai ada yakni advokat senior Dr. Eggi Sudjana, SH dll.

Semua pihak harus ingat, menakut – nakuti tidak akan efektif membungkam kebenaran.

Solusinya bagaimana? Menurut Saya KPU, BAWASLU, PASLON 01, DAN PASLON 02, didampingi tim independen yang ditunjuk paslon 01 dan 02, duduk bersama membicarakan data kecurangan, kalau benar dicari solusi, bila tidak benar paslon 02 mohon maaf.

Sebagai pemimpin buruh dunia, penguasa sekarang Saya ingatkan, agar duduk bersama mencari solusi, itu adalah cara terbaik. Berhentilah menggertak, menakut – nakuti dan atau mengancam.

Muchtar Pakpahan, Ketua Umum DPP SBSI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here