SBSINews – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengklaim, penenggelaman kapal nelayan asing memberikan dampak positif pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

“Saat ini neraca dagang perikanan Indonesia menjadi nomor satu di Asia Tenggara. Prestasi lainnya juga ditorehkan Indonesia sebagai negara penyuplai ekspor tuna terbesar di dunia,” kata Susi, saat penenggelaman 13 kapal nelayan Vietnam di Pulau Datuk, Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019).

Peningkatan neraca dagang perikanan tak terlepas dari produksi perikanan yang juga terus mengalami peningkatan.

Dalam keterangan tertulisnya, Susi menyebut, triwulan III 2015 produksi perikanan sebanyak 5.363.274 ton, mengalami kenaikan 5,24 persen menjadi 5.664.326 ton pada 2016.

Kenaikan kembali terjadi 8,51 persen di periode yang sama 2017, yaitu sebesar 6.124.522 ton. Di triwulan III 2018, produksi perikanan kembali meningkat 1,93 persen yaitu mencapai 6.242.846 ton.

Sementara itu, pada triwulan III tahun 2018, PDB perikanan mencapai nilai Rp 59,98 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 senilai Rp 57,84 triliun.

Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan PDB dari 6,85 persen di triwulan III 2017 menjadi 3,71 persen di triwulan III 2018, PDB perikanan mengalami peningkatan di setiap kuartal, begitu pula dengan jumlah produksi perikanan.

Susi menegaskan, penenggelaman kapal ikan asing yang terbukti melanggar hukum merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi permasalahan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang menurun selama bertahun-tahun.

Tindakan penenggelaman sebagai cara pemusnahan kapal menyimbolkan sikap tegas pemerintah untuk menumbuhkan efek jera dari pelaku maupun maupun masyarakat.

“Ini merupakan jalan keluar yang sangat cantik untuk negara kita menakuti bangsa atau negara lain,” ujar dia.

(Sumber: Kompas.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here