Oleh: Nico Gara
Keluarga Pak Pri sedang bergumul dalam doa karena usaha mebelnya sepi, penghasilan keluarga pun berkurang. Jawaban Tuhan pun datang melalui kunjungan seorang teman lama. Pak Pri menceritakan usahanya yang sedang sepi, sekadar untuk curahan hati.
Tak disangka, orang tersebut justru mengenalkan Pak Pri kepada pemimpin sebuah sekolah, yang sedang mencari tukang untuk memperbaiki meja-kursi sekolah. Klop! Akhirnya Pak Pri dipercaya menggarap perbaikan meja kursi di sekolah tersebut hingga beberapa bulan.
Sang tamu mungkin tak menyangka bahwa kunjungannya menjadi jawaban doa bagi pergumulan keluarga Pak Pri. Hal serupa terjadi saat kunjungan Elisa kesekian kalinya di rumah keluarga kaya dari Sunem. Ada yang berbeda dalam kunjungan Elisa hari itu, karena Elisa bermaksud membalas budi dari keluarga kaya tersebut. Mengetahui bahwa keluarga ini tak memiliki anak, Elisa berkata bahwa pada tahun berikutnya, keluarga ini akan dikaruniai anak laki-laki (ay. 16). Keluarga ini tentu tak menyangka bahwa kedatangan Elisa kali itu menjadi jawaban doa untuk hadirnya anak, yang tentu sudah lama mereka rindukan.
Sungguh indah rasanya jika kehidupan kita dapat menjadi jawaban doa bagi orang lain. Oleh karena itu, tak ada salahnya jika setiap kali mengawali hari, kita menyelipkan doa agar Tuhan memakai kita menjadi jawaban doa bagi sesama. Ketika hal itu terjadi, percayalah bahwa kita akan mengalami sukacita yang luar biasa karena kita dipakai oleh-Nya untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Nico Gara, seorang Pendeta di Sulut