Sebanyak 50.718 pegawai Badan Usaha Air Minum (BUMD) di seluruh Indonesia belum tersertifikasi.
Ini artinya, hampir sebagian besar atau setara 88 persen dari mereka belum mendapatkan sertifikat kompetensi.
Hanya 7.148 pegawai BUMD Air Minum lainnya atau sekitar 13 persen telah disertifikasi. Sementara lima lembaga pelatihan kerja di bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Indonesia hanya bisa melatih 4.200 orang setiap tahunnya.
Padahal, salah satu titik kritis dalam peningkatan kerja BUMD Air Minum adalah kurangnya jumlah sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Direktur Air Minum Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yudha Mediawan mengatakan hal itu dalam sambutannya, Rabu (02/06/2021).
“Ketersediaan SDM air minum ini sudah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 122 Tahun 2015 tentang SPAM,,” tutur Yudha.
Oleh karena itu, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) meluncurkan peta jalan peningkatan kapasitas SDM untuk BUMD air minum.
Dengan peta jalan peningkatan kapasitas SDM BUMD air minum ini diharapkan dapat menjadi acuan bersama dalam menyusun kebijakan teknis terkait hal tersebut.
Deputy Head of SECO Indonesia Andrea Zbinden mengatakan, Pemerintah Swiss merasa bangga karena dapat berkontribusi pada pengembangan peta jalan SDM BUMD Air Minum ini. Menurut dia, hal ini dapat memperkuat rekam jejak antara Swiss dan Indonesia dalam bidang SDM.
“Kami berharap peta jalan ini berdampak lebih luas dan dengan memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja BUMD Air Minum,” terang Andrea.
Dengan begitu, hal ini tentunya bakal meningkatkan kapasitas air minum bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia
SUMBER: KOMPAS.COM