Logo SBSI. (doc)

Lahir pada 25 April 1992 di saat Nasib dan Kesejahteraan Buruh sangat memprihatinkan. Era Orde baru tak memberi ruang proses terciptanya perjuangan buruh untuk hidup layak. Kondisi itu membuat Nurani beberapa orang untuk bergerak membuat perubahan. Beberapa figur mencoba mengkonsolidasikan gerakan dan menghimpun diri lalu mendeklarasikan berdirinya Gerakan. Buruh justru di saat semua mengatakan “Mustahil”. Tetapi Sejarah harus ditoreh apapun resikonya.

Serikat Buruh Sejahtera Indonesia disingkat SBSI adalah nama yang disepakati oleh Muchtar Pakpahan, KH Abdurrahman Wahid, Rachmawati Sukarnoputri dan kawan – kawan pun dideklarasikan. Tanggal 25 April 1992 resmilah SBSI menjadi Gerakan yang siap menciptakan perubahan itu.

Rezim ORDE BARU menilai kehadiran SBSI bukan sebagai teman, bahkan dianggap sebagai lawan. Karena itu sejak awal upaya agar SBSI tidak boleh besar dan berkembang justru datang dari Rezim yang sangat refresif. Bagi Pengurus SBSI melewati hari – hari selama Orde Baru seperti terjun ke dalam Neraka.

Tapi, seperti kata pepatah ‘Sekali layar berkembang pantang kembali ke Dermaga’ maka segala resiko hidup dan mati harus diterima. Prinsip HIDUP atau MATI demi buruh sudah terpatri sangat dalam. MAJU atau Mati Berkalang Tanah.

SBSI pun semakin berani, Reformasi pun digaungkan. Konsolidasi pergerakan tidak mengenal berhenti walaupun beberapa aktifis SBSI ditangkap bahkan diintimidasi serta dipenjarakan. Muchtar Pakpahan dan beberapa aktivis yang lain didekam dalam penjara bahkan hingga 3(tiga) kali.

Namun Reformasi yang didengungkan SBSI secara perlahan direspon Tokoh -tokoh, Mahasiswa hingga terjadilah kekacauan yang masif yang berdampak berakhirnya Kekuasaan Soeharto dan Orde Baru yang berkuasa selama 32 Tahun itu. Namun SBSI tetaplah SBSI terus dan terus berjuang demi tujuan semula. Rezim berganti tidak berarti semuanya spontan membaik.

Muchtar Pakpahan dan kawan – kawan terus berjuang melalui bermacam – macam cara termasuk membuat Rancangan Undang – undang(RUU) Ketenagakerjaan yang diperjuangkan melalui DPR RI. Tak berhenti disitu, LBH SBSI berjuang mendampingi persoalan yang dihadapi buruh lewat Pengadilan Hubungan Industrial(PHI) dan tidak pernah istirahat hingga saat ini.

Muchtar Pakpahan Tokoh Buruh dan Pendiri SBSI telah menoreh sejarah hingga beliau kembali kehadirat Tuhan YME 21 Maret 2021. Walaupun Tokoh Besar ini telah meninggalkan medan perjuangan, namun ia meninggalkan pesan kepada kita semua, ” Perjuangan belum berakhir, buruh masih menderita, lanjutkan perjuangan kita”.

Tahun 2022 ini SBSI genap berusia 30 tahun. Usia yang matang untuk sebuah pergerakan. Generasi Baru sudah seharusnya memegang kendali. Kita mewarisi Amanah sekaligus mewarisi resiko. Adalah tanggung jawab moral yang harus ditunaikan sampai kapan pun.

Selamat Ulang Tahun KSBSI yang ke -30 tahun. Mari menoreh lanjutan sejarah.

Hormat Saya
Andi Naja FP Paraga
Ketua PP FMIG – KSBSI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here