Jika disebut masa puncak-puncaknya perlawanan SBSI saat bermarkas di Kayu Ramin Hutan Kayu Jakarta Timur, karena pada saat itu banyak kejadian penting terjadi yang diawali oleh penangkapan Muchtar Pakpahan dan Sunarti di Semarang, hingga kemudian Ketua Umum SBSI bersedia menjadi pananggung jawab sekaligus penjamin sejumlah aktivis buruh yang ditangkap di Medan dan Pematang Siantar, karena aksi mogok nasional yang diserukan secara resmi oleh SBSI.

Sebenarnya seruan aksi mogok nasional yang diserukan SBSI itu sudah dinyatakan ditunda. Itulah sebabnya Ketua Umum dan Sekjen SBSI turun ke Semarang dan Jawa Tengah sekitarnya untuk mengklarifikasi sejumlah aparat di Jawa Tengah yang berisikap represif kepada seluruh aktivis dan fungsionaris SBSI.

Setidaknya, semasa SBSI berkantor di Kawasan Kayu Ramin Hutan Kayu ini, Satrio Arismundar dan Dhea Prakesha Yudha ikut memperkuat barisan DPP SBSI, karena sejak peristiwa aksi besar buruh di Sumatra Utara dan sekitarnya itu pada 14 April 1994 berlanjut pada kesepakatan dengan pihak Kapoltabes Medan, Kombes Pol. Chairudin Usmail yang kemudian menjadi Kapolri semasa Presiden Gus Dur.

Begitulah awalnya Satrio Arismundar dan Dhea Prakesha Yudha mulai terlibat penuh bersama SBSI hingga bersedia mengisi kekosongan DPP SBSI bersama Sunarti, Tohap Simanungkalit dan Jacob Ereste. Tentu saja kebijakan organisasi segera diperbaharui. Dan Teater Pabrik serta Forum Satra SBSI semakin dikukuhkan jadi instrumen penyadaran bagi kaum buruh yang masih enggan berserikat. Termasuk AJI (Aliansi Jurnalus Independen) sampai saat kelahirannya belum memiliki legal standing seperti serikat buruh atau serikat pekerja. Jadi awalnya AJI dulu itu masih seperti LSM, belum berstatus hukum seperti Ormas seperti sekarang.

Begitulah nostalgia SBSI dengan kelahiran AJI, juga riuh jadi pembicaraan dikalangan internal SBSI yang intinya memberi kepercayaan pada Dhea Prakesha Yudha dan Satrio Arismunandar untuk mendukung sepenuhnya kelahiran dan kehadiran AJI yang kemudian dideklarasikan di Sirna Galih, Bogor Jawa Barat pada 7 Agustus 1994. Saya kira, mulai dari rencana deklarasi AJI hingga kelahiran dan aktivitasnya amat sangat menggembirakan hati Muchtar Pakpahan — baik sebagai pribadi maupun Ketua Umum SBSI — setidaknya SBSI maupun Ketua Umum SBSI tidak lagi sendiri untuk menggelindingkan reformasi.

Namun sebelum itu, Dhea Prakdsha Yudha, Satrio Arismjnandar dan Jacob Ereste terus mendorong AJI untuk memiliki status semacam serikat sehingga busa menghimpun anggota dan memberi bantuan hukum ketika bagi anggotanya yang menghadapi masalah dalam konteks hubungan kerja dengan pihak perusahaan.

JACOB ERESTE

Jakarta, 13 Agustus 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here