SBSINews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pacul sepanjang Januari-September 2019 senilai US$ 101,69 ribu dengan total berat 268,2 ton. Hal ini disorot langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan akui adanya importir ilegal. Hal itu dinilai sebagai pelanggaran.
“Tadi kan seperti yang dikatakan Dirjen Perdagangan Luar Negeri izin impor cangkul untuk perkakas tangan itu baru satu kali dikeluarkan dan itu pun bukan dalam bentuk jadi. Nah yang kami temukan ini sudah bentuk jadi, sudah ada gagangnya, nah itu patut diduga ilegal,” ungkap Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PTKN) Veri Anggrijono di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana menegaskan bahwa importir pacul siap pakai tersebut tak pernah diberikan Surat Perizinan Impor (SPI) dari Kemendag.
“Jadi kita tidak pernah memberikan izin impor untuk cangkul jadi. Nah kalau ada impor cangkul jadi itu berarti melanggar ketentuan. Dan teman-teman dari Direktorat Jenderal PTKN, dua minggu yang lalau sudah turun ke lapangan dan menemukan ada beberapa cangkul yang diimpor secara jadi, dan sudah dilakukan pengaman terhadap barang-barang yang dilakukan di lapangan,” jelas Wisnu.
Kemudian, Veri menuturkan pacul siap pakai yang sudah diamankan Kemendag jumlahnya ribuan. Pacul-pacul impor ilegal tersebut ditemukan di Surabaya dan Tangerang.
“Kami sekitar dua minggu yang lalu sudah mengamankan yang diduga beberapa importir, yang diduga mengimpor produk perkakas tangan dalam bentuk jadi, di dua kota, Surabaya dan Tangerang,” imbuh Veri.
Veri mengatakan, pengusaha yang mengimpor pacul secara ilegal akan dicabut izin usahanya.
Sedangkan, pengusaha yang sudah masuk radar Kemendag dan diamankan pacul ilegalnya ini sedang diproses. Ia mengungkapkan, pihaknya akan secepat mungkin menetapkan sanksi jika memang pengusaha tersebut terbukti tak memegang SPI.
“Segera ya. Nah ini patut diduga pacul itu ilegal ya. Itu mungkin dampak post border, sedang kami dalami,” tutup Veri. (Detik.com/ Jacob Ereste)