Hari Buruh Internasional (Mayday) di Manado berlangsung adem ayem.

Tidak ada aksi turun ke jalan seperti biasanya.

Perayaan Hari Buruh Internasional di Manado justru berlangsung dalam seremoni biasa.

Perayaan turut diwarnai aksi bakti sosial dan bersih-bersih pantai.

Meskipun demikian, Buruh masih bisa menyuarakan tuntutannya ke pemerintah.

Sejumlah poin aspirasi disampaikan di hadapan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Sulut menyampaikan empat poin aspirasi.

Pertama, pemerintah diminta menghadirkan ‘job guarantee’ melalui tersedianya lapangan pekerjaan bagi buruh sebagaimana amanat UUD 1945.

Kedua, mendesak Disnaker Sulut, khususnya bidang pengawasan bekerja
profesional dalam menghadirkan fasilitas perlindungan bagi buruh.

“Pasalnya, sampai saat ini masih ada pelanggaran ketenagakerjaan. Misalnya, iuran BPJS yang tidak dibayarkan dan Union Busting, upaya membumi-hanguskan serikat pekerja,” ujar Ketua KSPI Sulut, Tommy Sampelan.

Tommy berharap, Pemprov Sulut menambah jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan.

Tuntutan ketiga, Kapolda Sulut kiranya menginisiasi pembentukan desk khusus yang menangani pelanggaran  ketenagakerjaan.

“Masalah ketenagakerjaan ini kompleks, butuh penanganan sinergis para pihak,” katanya.

“Kamu juga mendorong gerakan alternatif dialog sosial. Ini mempertemukan beragam kepentingan dalam hubungan industrial yang melindungi buruh,” katanya.

Sementara, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) mengemukakan beberapa aspirasi.

Di antaranya, melibatkan buruh dalam pengawasan perusahaan, memberikan vaksin gratis bagi butuh dan keluarganya.

Selain itu, hentikan Union Busting dan penerapan UMP di semua perusahaan yang ada di Sulut.

Buruh dalam. Pendidikan formal

“Kewajiban membayar jam kerja lebih atau lembur, hentikan diskriminasi dan intimidasi terhadap buruh,” kaya Sekretaris KSBSI, Marthen Lombogia.

SUMBER : TRIBUNNEWS.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here