International Organization for Migration (IOM)

JAKARTA, SBSINews.id – Direktur Jenderal (Dirjen) International Organization for Migration (IOM) untuk Indonesia William Lacy Swing mengapresiasi program Desmigratif yang digagas Kementrian Ketenagakerjaan RI. Hal itu diungkapkanya usai menghadiri penandatanganan nota kerjasama untuk melindungi pekerja migran Indonesia di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.

Program Desmigratif merupakan salah satu pendekatan baru dalam penanganan isu migrasi yang digagas Kementrian Ketenagakerjaan. Program perlindungan pekerja migran melibatkan kementerian, lembaga dan swasta.

“Program ini memiliki empat pilar yaitu pilar layanan imigrasi bagi calon pekerja migran, usaha produktif bagi keluarga pekerja migran dengan memanfaatkan hasil remitansi, community parenting bagi keluarga pekerja migran dengan mendirikan rumah pintar bagi anak pekerja migran,”kata Mentri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri.

Kerjasama Kementrian Ketenagakerjaan dengan organisasi internasional bidang pekerja migran yang menginduk pada PBB tersebut dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Maruli A. Hasoloan dan Kepala Perwakilan IOM Indonesia, Mark Getchell dan Direktur Jenderal IOM, William Lacy Swing.

Baca Juga: http://sbsinews.id/ternyata-ini-alasan-buruh-perkebunan-sawit-datangi-kantor-dprd-kaltara/

William menilai bahwa program Desmigratif yang mengedepankan khusus pilar community parenting merupakan hal unik yang belum dilakukan oleh negara lain untuk meningkatkan perlindungan kepada pekerja migran.

“Aktivitas IOM Indonesia melindungi pekerja migran. Saat ini isu migrasi telah menjadi perhatian dunia dan mulai diangkat secara serius dalam pertemuan para pemimpin dunia,”katanya.

Lebih lanjut William menceritakan bahwa organisasi IOM fokus pada penanganan isu tindak pidana perdagangan orang atau human trafficking untuk enam kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Belu, Sika, Manggarai, Ende, Kupang dan Timor Tengan Utara. Sejak 2005, IOM Indonesia telah membantu lebih dari 8.900 korban TPPO.(syaiful)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here