Ada yang berpendapat bahwa agama tidak boleh dicampurkan dengan budaya karena sumber keduanya beda. Namanya pendapat tentu boleh-boleh saja. Kita saling menghargai, termasuk kepada mereka yang berpandangan bahwa agama itu bagian bahkan produk budaya. Kacamatanya memang beda kok!

Dengan pengetahuan yang sangat terbatas, saya tertarik memperhatikan fenomena berikut dan sampai pada kesimpulan. ternyata Tuhan menyukai budaya tinggi (?)

Raja Salomo (Soleman) berhasil mendirikan bait Allah termegah, terindah dan termahal sekitar tahun 1000SM. Setelah itu stiap tahun saat perayaan Paskah orang Yahudi dari berbagai dunia datang beribadah kepada Yahweh untuk mengenang pembebasan mrk dari Mesir dipimpin Musa. Mereka juga mempersembahkan korban penghapusan dosa, tindakan yang dikaitkan dengan peristiwa Abraham mengorbankan Iskak anaknya.

Tahun 326M, kaisar Konstantin I mendirikan Basilika Santo Petrus dengan arsitektur paling indah dan agung saat itu. Semenjak itu setiap perayaan Paskah, orang kristen dari berbagai belahan bumi datang ibadah merayakan penebusan oleh pengorbanan Yesus Kristus.

Setelah di kuasai oleh Islam sekitar tahun 650M, patung-patung dibersihkan dan dilakukan lebih dari sekali renovasi, Ka’bah menjadi karya arsitektur monumental dan agung saat itu. Berikutnya Ka’bah menjadi pusat peribadatan kepada Allah SWT. Umat dari berbagai penjuru datang untuk merayakan hari raya haji disertai dengan mempersembahkan korban hewan sebagaimana Ibrahim mengorbankan Ismail putranya.

Atas inisiatif penganut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa Syailendra, sekitar tahun 750M, Borobudur didirikan sebagai pusat peribadatan. Itulah sebabnya setiap hari raya Waisak umat Budha dari berbagai belahan daerah berkumpul di Borobudur untuk sembahyang. Saat itu di yakini Borobudur menjadi karya arsitektur terhebat.

Sedang candi Prambanan dengan arsitektur yang indah dan mengaggumkan itu, yang di bangun oleh Rakai Pikatan pada tahun 850M kemudian menjadi pusat peribadatan umat hindu pada hari raya mereka dan biasanya secara besar-besaran pada hari raya Nyepi.

Bait Allah, Basilika Santo, Ka’bah, Candi Borobudur dan Candi Prambanan hanyalah lima produk budaya dalam rupa teknik dan seni arsitektur kelas tinggi di masing-masing jaman dengan konteks budaya tertentu.
Mereka ada karena digerakkan oleh keresahan yang sama yaitu rindu untuk “berjumpa” dengan Sang Pencipta di suatu tempat dengan design terbaik yang diyakini Tuhan akan senang untuk hadir bahkan tinggal. Berikutnya kerinduan itu dikristalkan dalam aneka pengajaran, pengaturan dan dilaksanakan secara berulang (ritual). Akhirnya lahirlah yang namanya tradisi keagamaan hingga hari ini.

Mana yang benar? Tentu semua benar menurut penganut masing-masing. Itulah hukum kebenaran agama, benar pada dirinya sendiri. Yang diperlukan belajar mengerti, menerima dan menghargai.

Selamat berjumpa dengan Sang Hyang Widhi melalui budaya karena ternyata Panjenengane menyukai budaya tinggi.

Salam Tresno Budaya
Redaksi SBSINEWS
13 November 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here