Oleh Dr. Nico Garra

Kamis, 24 Januari 2019
Bacaan : Ayub 7:1-21; 42:1-6
Setahun: Keluaran 20-22

Hidup itu penuh misteri. Ada masanya kita gembira mengalami berbagai hal yang baik bertubi-tubi tanpa henti. Ada kalanya kita tenggelam dalam keluh kesah karena merasa hal-hal buruk datang membawa derita. Dalam nas hari ini, yang disebut terakhir dialami oleh Ayub sehingga judul pasal 7 dalam kitab Ayub adalah “Hidup itu Berat”.

Jika kita membaca Ayub pasal 7, kata-kata yang dipakai Ayub begitu memilukan namun juga menggelitik hati. Saking beratnya tekanan kehidupan, Ayub merasa diawasi terus oleh penjaga (ay. 12, 20). Dan ketika Ayub ingin beristirahat sejenak untuk tidur, tiba-tiba ia dikagetkan oleh mimpi (ay. 13-14). Ayub pun putus asa (ay. 16). Ayub sampai-sampai merasa tidak sempat menelan ludahnya sendiri oleh karena berbagai persoalan yang datang dan berpikir kematian adalah jalan keluarnya (ay. 19-21).

Namun jika kita membaca terus kitab Ayub, pada akhirnya ia dipulihkan setelah ia menyesal dan berkata benar tentang Sang Pencipta.

Mungkin dalam kehidupan kita ada masa dimana kita merasakan penderitaan seperti Ayub. Ketidakadilan, kehilangan, sakit penyakit dan persoalan bertubi-tubi menimpa kita, sehingga untuk menelan ludah pun kita merasa tak sempat. Pandanglah Tuhan dan ucapkan kebenaran Firman-Nya.

Sesungguhnya Tuhan mengerti persoalan kita. Dia peduli akan kesulitan kita. Dia juga yang akan memberikan jalan keluar bagi kita. Bersyukurlah dalam segala keadaan karena segala hal yang kita alami adalah untuk membuat kita lebih mengenal Sang Pencipta. –HC

SELURUH KEHIDUPAN KITA DIRANCANG OLEH SANG PENCIPTA AGAR KITA SEMAKIN MENGENAL, MENGASIHI DAN PERCAYA PADA-NYA.

Penulis adalah Jaringan aktivis YFAS bersama Yosef Widyatmadja, Harry Santosa, Karel Erari, Nelson Siregar, Edy Raintung dan Asmara Nababan yang mendiskusikan perlu penguatan gerakan rakyat, kemudian perjalanan berikutnya melahirkan SBSI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here