SBSINews – Polemik gaji guru honorer di Kabupaten Manggarai Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur, hingga kini masih belum usai. Dua bulan gaji mereka belum dibayar, padahal mereka setiap hari pergi mengajar di sekolah.
Sederet kisah tragis tentang kesejahteraan golongan honorer ini juga sudah sering diposting di media-media sosial. Kondisi mereka sangat memprihatinkan dan honor mereka jauh di bawah kelayakan.
Sepertinya, sebutan pahlawan tanpa tanda jasa layak disematkan untuk mereka-mereka ini. Meski jauh dari kata sejahtera, mereka tetap semangat memberikan ilmu kepada generasi bangsa.
KS salah satu guru honorer mengatakan kepada media ini pada sabtu (29/11/2019), “Kami merasa heran atas kebijakan Pemerintah Kabupaten Matim yang dengan sengaja membunuh nasib kami (guru honorer), tiba-tiba saja kami disuruh untuk mengambil rekomendasi pencairan dana bulan Agustus-Oktober terus dimana gaji kami pada bulan Juni dan Juli?”.
“Pak kami ini butuh hidup, loh kalo hak kami tidak di bayar kami mau makan apa? Kami sudah memenuhi kewajiban untuk pergi mengajar di sekolah tapi hak kami dua bulan dimana? bukankah Rancangan Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah (RAPBD) sudah dibuat 1 tahun anggaran?,” keluh KS.
Lanjut KS, ini tidak bisa dibiarkan tanpa penyelesaian untuk menjawab keluh kesah para guru honorer. Pemerintah sebagai institusi yang mengatur, harus segera menyelesaikan permasalahan ini agar tidak terus berlarut-larut.
“Jika terus dibiarkan, akan berdampak pada kinerja guru. Bagaimana kami bisa fokus mencetak generasi yang unggul jika kebutuhan dapur kami belum tercukupi?,” tandas KS.
Ia juga mengatakan bisa jadi dengan mendengar dan melihat berbagai problem yang terus menimpa para guru honorer, akan menyurutkan cita-cita generasi muda untuk tidak memiliki mimpi menjadi seorang guru.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai Timur, Basilius Teto saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp Call, Sabtu (29/11/2019), ia menjelaskan bahwa untuk tahun ini 2019 Pemda Matim mengalami keterbatasan dana.
“Untuk tahun anggaran 2019 ini kita keterbatasan anggaran tapi saya pastikan di tahun 2020 akan kembali normal. Saya mohon agar Guru-guru yang ada di kabupaten manggarai timur untuk bersabar,” jelas Teto. (SorotNTT.com/Jacob Ereste)