Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dengan pelaku bisnis guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Hal itu, sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang terdampak Pandemi COVID-19.
Hal tersebut ditegaskan Airlangga dalam pertemuan dengan perwakilan dari US-ASEAN Business Council secara virtual Selasa, 24 Agustus 2021. Pertemuan itu dihadiri mewakili 39 korporasi besar berskala global anggota US-ASEAN, yang memiliki berbasis bisnis di Indonesia, Singapura, Hong Kong dan Amerika Serikat.
Airlangga mengatakan, pembahasan difokuskan pada potensi kerjasama yang dapat dilakukan untuk mempercepat Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN). Chairman, President dan CEO dari US-ASEAN Business Council, Ted Osius membuka pertemuan itu dengan yang memperkenalkan delegasinya, termasuk Batara Sianturi, Vice Chairman dari US-ASEAN Business Council.
“Seperti kita ketahui bersama, pertumbuhan ekonomi global sudah on track. Tiongkok dan Amerika Serikat bahkan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi di angka 7,9 persen dan 12,2 persen year on year. Pemerintah Indonesia optimistis, pemulihan ekonomi akan segera terwujud jika kolaborasi global terus ditingkatkan,” ujar Airlangga dikutip dari keterangannya, Rabu, 25 Agustus 2021.
Airlangga menjabarkan, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 7,07 persen (yoy) pada kuartal II, yang merupakan angka pertumbuhan tertinggi secara kuartal sejak krisis 2007-2008 silam. Pertumbuhan ini juga tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan.
Selain menyiapkan strategi kebijakan ekonomi yang tepat untuk memulihkan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan mempersiapkan pekerja Indonesia untuk bertransformasi secara digital. Pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran PEN untuk tahun 2021 melalui refocusing anggaran.
Saat ini, anggaran PEN telah mencapai Rp744,77 triliun atau US$51,3 miliar. Pemerintah juga mendorong pengembangan UMKM agar pemulihan ekonomi dapat segera terwujud. Selama pandemi, 40 persen dari pelaku usaha UMKM telah menggunakan jaringan marketplace atau memasarkan produknya secara online.
“Ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong transformasi digital untuk mempercepat inklusi keuangan bagi pelaku usaha UMKM,” ujarnya.
“Pemerintah Indonesia sangat serius dalam mempersiapkan talenta digital yang sangat dibutuhkan dalam persaingan bisnis di masa depan. Kami memperkirakan dibutuhkan sekitar 9 juta talenta digital dalam waktu 15 tahun mendatang,”
Pemerintah kata Airlangga, juga membuka kesempatan kepada pelaku usaha agar terlibat dalam pengembangan korporasi agrobisnis melalui pengembangan food estate, serta pengembangan energi terbarukan untuk green, blue, circular economy.
Momentum Pandemi COVID-19 saat ini merupakan waktu yang pas untuk bisnis di sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan untuk berkembang. Begitu pula dalam menggenjot industri farmasi dalam negeri.
“Pandemi mengajarkan betapa pentingnya pengembangan sektor kesehatan, maka Pemerintah mendorong pelaku usaha untuk terlibat dalam pembangunan manufaktur vaksin yang diproduksi di Indonesia. Mengingat populasi yang besar dan pengembangan kolaborasi lain di bidang teknologi kesehatan, sebagai upaya antisipasi untuk ketahanan kesehatan,” tutupnya.
[SBSINEWS]