Seorang tetangga menghadiahi saya dengan pohon dolar yang cepat berkembang tahun lalu. Hijau mata kita bila melihatnya. Tentu saja saya menerima nya dengan rasa syukur yang teramat sangat.

Saya merasa bahagia menerimanya karena pernah melihat pohon dolar di Helsinki saat peringatan 1 Mei 2018 di pusat kota. Di Helsinki yang menggunakan mata uang € (Euro) juga menjual pohon dolar. Ketika itu saya lihat dua tangkai dengan sepuluh lembar daun dibandrol €99 (sudah termasuk diskon).

Sejak itu saya selalu teringat pohon dolar, saya ingin memilikinya di rumah, ingin mengembangkannya, ingin menjualnya seperti di Helsinki (insting jualannya keluar).

Pucuk dicinta ulam tiba, seiring pepatah para bijak itu, impian memiliki pohon dolar menjadi kenyataan saat dihadiahi oleh tetangga.
Sejak itu saya memelihara pohon dollar, pohon kekayaan.

Saya selalu dikaruniai rezeki oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, diberi rezeki yang tak pernah surut, meski tak selalu banyak tapi selalu ada uang ketika butuh. Apakah ini juga mestakung saat kepepet, saya kurang tahu.

Tahun berganti, pohon dolar terjaga karena dipelihara, di sedekahkan kepada yang membutuhkan. Dipilih yang tumbuhnya bagus, yang tampak menggangu pun dipisahkan. Bila tidak menghasilkan lagi keindahan hidup maka dikubur di bawah pohon agar tumbuh hasil yang baru dan memberi aura kebahagiaan.

Kekayaan dolar saya tahun ini adalah dua pot besar. Tadi pagi saya memotong lembar yang robek dan yang harus dirapikan. Kini menjadi tampak ringkas. Tapi tetap masih banyak.

Saya sempat memikirkan pohon dolar yang bisa digunakan di negeri empat musim dan di khatulistiwa. Memang sangat bagus di manapun di tanam di rumah, di dalam ruangan sekalipun. Asal jangan ruang sempit tentunya.

Tidak ada efek penyakit dari pohon dolar, kecuali terasa gatal bila terkena getahnya. Demikian hasil penelitian ilmiah lembaga ilmu pengetahuan.

Saat ini saya punya pohon dolar dua pot besar, satu pot setelah dipangkas masih ada sekitar sepuluh pohon yang masing-masing memiliki sepuluh lembar daun.
Satu pot lagi ada enam pohon dengan-masing masing memiliki enam sampai sepuluh lembar daun.

Pikiran liar jualan saya mulai menghitung bahwa enam belas pohon itu bila dijual di Helsinki bisa menghasilkan delapan ratus Euro.
Bila saya tanam pohon dolar sepuluh pot bisa menjual delapan ribu Euro. Kalau di bandingkan dengan harga makanan di restoran Turki yang seporsinya seharga €10 yang bisa dimakan bertiga maka bisa kenyang dan saving buat biaya kuliah.
Ya, tapi jualan pohon itu hanya berharga bagi orang yang tahu harganya, tahu nilai manfaatnya.

Selalu saja saya ingin memelihara pohon dolar supaya saya tetap memelihara pohon kekayaan.
Nama latin pohon dollar itu Zamioculcas Zamiifolia. Nama ini tak akan diketahui oleh tuyul, kecuali tuyul laboratorium ilmiah.

Memelihara dolar sama dengan menambang Euro. Tapi belum pakai crypto currency.
Ini ril pohon dollar, bukan tipu-tipu.

Yang berminat, selamat memelihara kekayaan.

Penulis
Enung Yati
Sekretaris
Institut Hubungan Industrial Indonesia(IHII)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here