Oleh: Andi Naja FP Paraga

Kebijakan tersulit

Ketika Pemerintah membuka kembali Bandara Soekarno Hatta disusul dengan berjubelnya penumpang menjadi sorotan banyak pihak. Pro-Kontra pun bermunculan. Pastinya ada pihak yang setuju dengan kebijakan pemerintah ini dengan berbagai alasan namun tentu pihak yang tidak setuju pun tidak sedikit. Begitulah kebijakan memang tidak bisa membahagiakan Semua Orang.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) rasa Lock Down memang telah membuat hampir semua aspek kehidupan berhenti. Semua Negara yang memberlakukan lock down salah satunya Republik Rakyat Cina mengakui betapa besar dampak lock down terhadap psikis rakyatnya belum lagi dampak ekonominya. Cina pun mencabut pemberlakuan lock down tentu siap dengan segala resikonya. Di Indonesia tak bisa dipungkiri hal yang sama terjadi pada warga dimana Pemerintah Daerahnya memberlakukan PSBB. Banyak warga yang mengalami gangguan psikis dan stres. Terkurung dirumah bukanlah kebiasaan kita.

Dilematis-Simalakama

Kita pun menghormati kecemasan para dokter dan para medis akan potensi penularan covid – 19 karena Pemerintah sudah mulai membuka fasilitas publik khususnya bandara. Masyarakat yang ingin segera bepergianpun tak bisa dibendung. Pemandangan yang tidak rapih di bandara pada hari pertama itu memang sangat memprihatinkan. Namun pada hari kedua dan seterusnya sudah rapih seperti biasanya. Sekelompok Dokter dan Para Medis merespon hal tersebut dengan Satire #Indonesia Terserah# sebagai bentuk protes halus kepada pemerintah dan rakyat yang bepergian.

Reaksi Dokter dan Para Medis

Sontak Satire #Indonesia Terserah# itu viral di Media Sosial bahkan memberi dampak psikis baru. Masyarakat tentu sangat memahami cara pandang para dokter dan para medis. Mereka telah berjuang berbulan-bulan menangani pasien Covid – 19 hingga ada dokter dan para medis yang meninggal dunia demi menyelamatkan nyawa para pasien. Perjuangan ini tentu sangat berat dan rakyat pun memberi hormat atas perjuangan itu. Namun masalahnya rakyat sudah tidak bisa lagi bertahan dengan aturan hidup di era pandemi yang serasa memenjarakan.

Reaksi Masyarakat

Pemilik Pusat Perbelanjaan dan Para Pedagang di Pasar-Pasar tak bisa menahan diri untuk tidak membuka usahanya apalagi kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran/Idul Fitri 1441H/2020M sangat besar. Teriakan Masyarakat selama bulan puasa yang ingin menikmati puasa dengan wajar begitu kencang karena kebutuhan selama berpuasa tak dapat diperoleh. Apakah Kebutuhan berlebaran pun akan tidak bisa diperoleh. Justru jika Pemerintah tidak membuka ruang publik ini kemungkinan gejolak sosial tak bisa dihindari.

Win-win Solution

Presiden mengajak semua pihak untuk berdamai dengan Covid – 19. Artinya Pemerintah Pusat mengambil langkah yang tepat. Aktifitas masyarakat dibolehkan namun tetap harus mematuhi pemberlakuan PSBB. Tentu kebijakan ini menunjukkan keberpihakan Presiden kepada rakyatnya namun sebaliknya rakyat tetap menjaga Social Distancing/jaga jarak, tetap cuci tangan dan memakai masker diruang publik. Masyarakat harus mendidik dirinya untuk mematuhi prosedur dan ketentuan yang ada. Itulah Jalan Keluar yang adil atau Win-win Solution.

#Indonesia Terserah#

Pada akhirnya kita harus menerima kenyataan bahwa tidak boleh ada pemaksaan kehendak. Pandangan medis yang dipaksakan namun menyandera kehidupan sosial masyarakat pasti menuai reaksi. Kecemasan itu penting tapi jangan sampai membuat puluhan juta hidup yang lainnya sengsara. Mari menjalankan peran masing-masing. Jangan mengatur Pemerintah karena mereka pengemban amanat rakyat. Jangan pula menyandera rakyat dengan kecemasan – kecemasan karena mereka butuh menafkahi diri dan keluarga. Silahkan para dokter dan para medis tetap bekerja tanpa terbebani fikiran yang terlampau besar. Diatas segalanya ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan Takdir Manusia.(230520)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here